Gangguan Keseimbangan Asam-Basa
Derajat keasaman merupakan suatu
sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.Satuan derajat
keasaman adalah pH:
· pH 7,35 – 7,45 adalah netral
· pH diatas 7,45 adalah basa
(alkali)
· pH dibawah 7,35 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang
sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat
tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah
dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat
memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh
ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ø Ginjal memiliki kemampuan
untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung
selama beberapa hari.
2.Tubuh menggunakan penyangga pH
(buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam pH darah.
Ø Suatu penyangga ph bekerja
secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.Penyangga pH yang
paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa)
berada dalam kesetimbangan dengan
karbondioksida
(suatu komponen asam).
Ø Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan
lebih sedikit karbondioksida.
Ø Jika lebih banyak basa yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida
dan lebih sedikit bikarbonat.
3.Pembuangan karbondioksida.
Ø Karbondioksida adalah hasil
tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan
oleh sel.
Ø Darah membawa karbondioksida
ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan).
Ø Pusat pernafasan di otak
mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan
dan kedalaman pernafasan.
Ø Jika pernafasan meningkat,
kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
Ø Jika pernafasan menurun,
kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.Dengan
mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan,maka pusat pernafasan dan paru-paru
mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Nilai pH dapat dilihat dari darah
arterial dengan rentang normal
7,35-7,45. Harga normal hasil
pemeriksaan laboratorium analisis gas
darah adalah sbb:
- pH 7,35-7,45
- pO2 80-100 mmHg
- pCO2 35-45 mmHg
- [HCO3-] 21-25 mmol/L
- Base excess -2 s/d +2
Adanya kelainan pada satu atau lebih
mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan
utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
keseimbangan asam basa adalah :
1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]
2. Konsentrasi ion bikarbonat
[HCO3-]
3. pCO2
Berikut perbandingan peranan
masing-masing faktor dalam diagnosis gangguan asam basa :
disebut asidosisà- Bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun
alkalosisà- Bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik
- Bila HCO3- berubah secara
signifikan dalam kondisi tersebut, disebut
suatu keadaan metabolik
- Bila pCO2 berubah secara
signifikan dalam kondisi tersebut, disebut
suatu keadaan respiratorik
Dari konsep tersebut, didapatkan
empat kondisi, yaitu :
1. Asidosis metabolik
2. Asidosis respiratorik
3. Alkalosis metabolik
4. Alkalosis respiratorik
1.ASIDOSIS
Ø Asidosis adalah suatu
keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit
mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
2.ALKALOSIS
Ø Alkalosis adalah suatu
keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan
merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah
penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius.Asidosis dan alkalosis dikelompokkan
menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis
metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan
asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis
respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan
pernafasan.
ASIDOSIS RESPIRATORIK
Defenisi
Asidosis Respiratorik adalah
keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai
akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul
karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.
Tingginya kadar karbondioksida dalam
darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi
lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika
paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada
penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga
terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan
terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat
mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang
menekan pernafasan.
Gambaran Klinis
1. Hipoksia
2. Vasodilatasi (karena CO2 ↑)
Diagnosis
Biasanya diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah
arteri.
Laboratorium: pH ↓ – pCO2
↑ – HCO3 ↑ – BE (+)
Penatalaksanaan
Pengobatan asidosis respiratorik
bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.Obat-obatan untuk
memperbaiki pernafasan bias diberikan kepada penderita penyakit paru-paru
seperti asma dan emfisema.Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan
berat mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator
mekanik.
ASIDOSIS METABOLIK
Defenisi
Asidosis Metabolik adalah keasaman
darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam
darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui
sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon
dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga
terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat
dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah
asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan
yang diubah menjadi asam.
- Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat
menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
- Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.
- Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
- Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis
metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah
yang semestinya.
- Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
- Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois
metabolik:
· Gagal ginjal
· Asidosis tubulus renalis
(kelainan bentuk ginjal)
· Ketoasidosis diabetikum
· Asidosis laktat
(bertambahnya asam laktat)
· Bahan beracun seperti etilen
glikol, overdosis salisilat,
metanol, paraldehid, asetazolamid
atau amonium klorida
· Kehilangan basa (misalnya
bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare, ileostomi atau
kolostomi.
Gambaran klinis
1. Asidosis
metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan.
2. Pernafasan
menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini.
3. Sejalan dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
4. Bila asidosis
semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan
kematian.
Diagnosis
Diagnosis asidosis biasanya
ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri
(arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh
karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya,
dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin
diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang
tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak
terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah
menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan
atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara
mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
Penatalaksanaan
Pengobatan asidosis metabolic
tergantung pada penyebabnya.Sebagai contoh diabetes dikendalikan dengan insulin
atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam
darah.Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau
keracunan berat.
Tujuan koreksi – mengganti defisit
basa
- Dipakai Na bikarbonat/ natrium laktat
- Rumus: BE x BB x 0.3 = jumlah mEq bikarbonat yg diperlukan
2 – 4 mEq/ kgBB
- Cara: diencerkan dengan D 5 % – berikan perlahan-lahan
ALKALOSIS RESPIRATORIK
Defenisi
Alkalosis Respiratorik adalah suatu
keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Penyebab
Alkalosis respratorik terjadi bila
ada hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2 tubuh turun sehingga terjadi
kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan meretensi H+ oleh ginjal agar
absorpsi HCO3- berkurang. Ingat, bila pH tinggi berarti [H+] turun.
Penyebab hiperventilasi yang paling
sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab akut dapat berupa stimulasi
saraf sentral pada tumor serebri,ensefalitis, dan intoksikasi. Penyebab kronis
dapat berupa penyakit paru kronis.
Penyebab lain dari alkalosis
respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Gambaran Klinis
- Pasien sering menguap
- Napas lebih cepat dan dalam
- Kepala terasa ringan
- Parestesi sekitar mulut serta
kesemutan
Diagnosis
Laboratorium: pH ↑ – pCO2
↓ – bikarbonat ↓ – BE (-)
Penatalaksanaan
Biasanya satu-satunya pengobatan
yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Ø Jika penyebabnya adalah
kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
Ø Jika penyebabnya adalah rasa
nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Ø Menghembuskan nafas dalam
kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar
karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan
penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal
dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam
satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
Jika kadar karbondioksida meningkat,
gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan
menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
ALKALOSIS METABOLIK
Defenisi
Alkalosis Metabolik adalah suatu
keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika
tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan
sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam
lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di
rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis
metabolik terjadi pada seseorang
yang mengkonsumsi terlalu banyak
basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik
dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak
mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama alkalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid,
furosemid, asam etakrinat)
2.Kehilangan asam karena muntah atau
pengosongan lambung
3.Kelenjar adrenal yang terlalu
aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).
Diagnosis
Dilakukan pemeriksaan darah arteri
untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
Lab: pH ↑, CO ↑, BE (+), pO2
↓, HCO3 ↑
Penatalaksanaan
Biasanya alkalosis metabolic diatasi
dengan pemberian cairan dan elektrolit dalam hal ini adalah natrium dan
kalium.Pada kasus berat,diberikan ammonium klorida secara intravena.
Untuk pemberian K+ (KCl)
memperbaiki alkalosis (max 40 mEq K+/ L)
HASIL ANALISA GAS DARAH
KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA
Kondisi
|
pH
|
HCO3
|
PaCO2
|
Asam basa seimbang
Asidosis metabolic
Asidosis respiratorik
Alkalosis metabolic
Alkalosis respiratorik
|
7,35 -7,45
<7,35
<7,35
>7,45
>7,45
|
22 – 26 mEq/L
<22 mEq/L
Normal atau >26
>26 mEq/L
Normal atau <22
|
35 – 45 mmHg
Normal atau <35
>45 mmHg
Normal atau >45
<35 mmHg
|
0 Response to "Asidosis dan Alkalosis Aespiratorik"
Post a Comment